"kenapa?" tanya indra tak percaya atas apa yang dia dengar barusan.
. . . Rere hanya diam menunduk dan gemetar.
"jawab re, kenapa kamu putusin aku?" desak indra dengan nada melas dan suara parau.
"aku... Rere menahan ucapannya. ...aku di jodohkan" rere melengkapi ucapan yang terhenti tadi.
.
. .sekarang indra yang diam, seperti tersambar petir indra terdiam.
Tubuhnya terpaku, bibirnya membisu, dan raut muka indra mulai pucat.
"maaf in, ku gak bisa tolak keputusan ayahku. Aku..."
"sudahlah!!" sahut indra menghentikan penjelasan rere.
"jika itu yang terbaik buat kamu, aku trima. Meski hatiku terluka." indra mencoba tegar, meski sebenarnya dia tak rela.
.
. .rere memeluk indra tanpa berkata apapun, hatinya terlalu sakit
untuk memberinya penjelasan lagi. Tangan rere mencengkram baju belakang
indra, air matanya menetes melintasi pipinya dan perlahan turun menetes
ke bahu indra.
"sungguh re, ku gak sanggup." suara indra bergetar pilu.
"aku
juga begitu in, ku hanya cinta padamu. Tapi keputusan ayah juga tak
bisa ku tolak." air mata rere semakin deras mengalir membasahi mukanya.
"ya
sudah, kan ku coba mengerti. Hanya itu yang bisa ku lakukan." air mata
indra juga mulai menetes, tapi dia buru2 menghapusnya.
"re... Ngapain kamu?" terdengar suara seorang yang memanggil dari tepi taman.
"kak johan?" rere buru2 melepaskan pelukan dan menghapus air matanya.
"ngapain kamu sama dia, ayo pulang. Buang2 waktu aja." cramah kak johan sadis.
" gak perlu bilang gitu, rere juga udah mau pulang." tanggap rere gak trima.
. . .sedangkan indra hanya diam. Karna indra tau, kak johan memang gak suka sama dia.
"ya udah, aku pulang dulu ya in.." pamit rere pada indra yang masih diam.
"hati-hati.." jawab indra tanpa menoleh pada rere.
****
dari
sore sampai malam indra masih berdiam di taman, duduk terpaku di
bangku taman, hingga dia benar2 lelah dan pulang larut malam. Masih
dalam kesedihan.
Dor...dor...dor...
Dor...dor...dor...
Braaaakkk...
gedoran
pintu kamar indra yang di sambut manis dengan lemparan sepatu dari
sang pemilik kamar. Indra memang tidak suka di bangunkan, apa lagi yang
membngunkannya rian, adik laki2 indra.
"bangun orang malas!" triak rian kasar.
"pergi sana bedebah kecil." balas indra gak trima.
" loe yang pemalas..." eyel rian.